Privilege dan Materialisme dalam Lingkup Cerita Panji

Penulis:
Kinanthi

Editor:
Mukminin, S.Pd., M.Pd.

Layout & Desain:
Samsul Anam

Cetakan Pertama, Agustus 2024

Lamongan: Penerbit Kamila Press Lamongan

Jumlah halaman:
xiv + 162.; 14,5 x 20,5 cm

ISBN: ……………………

All Right Reserved ©2024
Hak cipta dilindungi undang-undang pada penulis
Penerbit
KAMILA PRESS
Jl. A. Yani Ds. Tlanak RT.04/RW.03
Kecamatan Kedungpring, Lamongan 62272
Email: gusmukminin@gmail.com
Facebook: Cakinin Mukminin Arminareka
Instagram: @cakininarminareka
WhatshApp: 0813 3094 4498

Isi Buku:

Bahwa pada tanggal 31 Oktober 2017, UNESCO telah menetapkan Manuskip Cerita Panji sebagai “Memory of the World” tentu bukan hal yang rahasia, bahkan ketika UNESCO pun mendeskripsikan Cerita Panji sebagai kisah dari abad ke-13 tentang petualangan pahlawan Jawa yang tengah saling mencari dengan kekasihnya pun bukan hal yang rahasia. Ketika UNESCO menyampaikan bahwa Cerita Panji menandai sebuah perkembangan sastra Jawa yang tidak lagi dibayangi sastra India (Mahabharata dan Ramayana) pun bukan hal yang mengherankan. Demikian pula ketika kekuatan pengaruh sastra Jawa yang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit ini menjadi sangat populer –sebagai kisah dari Jawa Timur yang happy ending– dan menyebar sampai ke Thailand, Myanmar, Kamboja, bahkan ada kemungkinan juga sampai ke Filipina pun, bukan hal yang asing.

Jika semuanya telah dikenal, hal apakah yang belum dikenal? Banyak daya tarik dari Cerita Panji, termasuk hal yang telah dikenal maupun yang belum dikenal. Cerita Panji dan semua kisah turunannya yang dapat disebut sebagai Lingkup Cerita Panji misalnya kisah Ande Ande Lumut, ternyata mengandung filsafat yang sangat dalam dan dapat diulas dari aneka filsafat dari filsafat Jawa, filsafat Barat, bahkan filsafat Islam.

Oleh karena itu, membaca buku berjudul Privilege dan Materialisme dalam Lingkup Cerita Panji dari sebuah kisah turunannya berjudul “Ande Ande Lumut” ini, kita serasa berkenalan dengan privilege dan materialisme yang dialami para tokoh ceritanya. Privilege dan materialisme yang telah dikenal masyarakat Jawa sejak zaman Majapahit abad ke-12 ketika Cerita Panji mulai dicipta para pujangganya demi mengenalkan budaya leluhur Jawa kepada dunia.

Buku ini mengulas daya tarik budaya Jawa yang layak diakui UNESCO sebagai ajaran
Jawa bersumber dari kisah nyata Kerajaan Raja Airlangga yang dipisahkan menjadi dua, Panjalu dan Jenggala, karena puteri mahkota pewaris tahta, Sanggramawijaya Tunggadewi, menolak penobatannya sebagai ratu Medang Kahuripan, kemudian lebih memilih berperan sebagai pertapa dengan nama Dewi Kilisuci Sanggramawijaya. Kisah Ande Ande Lumut , semula bagi penulis dianggap sebagai upaya mendidik anak-anak perempuan yang telah beranjak remaja dalam bersikap dan mengambil keputusan berkaitan dengan privilege dan materialism ini, ternyata juga memuat kisah cinta yang memukau dan layak dikenal pula oleh para remaja masa kini karena tak lapuk oleh waktu.
Dari buku inilah kita dapat menyelami hakikat filsafat Jawa, Barat (psikoanalisis
Sigmund Freud), dan Islam melalui perilaku para tokohnya.. Dari para tokoh kisah Ande Ande Lumut dalam buku ini pulalah kita akan sanggup menjalani perilaku tabah, sabar, tulus, ikhlas, bersyukur, dan akhirnya berbahagia dalam cinta seperti yang telah dicontohkan para tokohnya. Bahkan dari buku ini pulalah kita akan dapat memperoleh pencerahan, bagaimana kita menyikapi era privilege dan materialisme, berkaitan dengan filsafat Timur (Jawa dan Islam) agar tidak terombang-ambing dalam memahami, menyikapi, dan menjalani makna hidup. Dengan demikian, kita akan mudah bahkan selalu bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Maka, tunggu apalagi? Bacalah dan Salam literasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *